Angin matahari yang sampai di bumi akan terjebak dalam lingkungan magnetosfer. Partikel-partikel bermuatan akan dibelokkan menuju kea rah kutub-utub magnetic bumi. Dalam perjalanannya, mereka menabrak atom-atom oksigen dan nitrogen di lapisan atmosfer teratas hingga kedua atom tersebut tereksitasi dan sebagai eksenya muncullah pancaran cahaya berwarna-warni dalam bentuk aurora (cahaya kutub). Aurora dapat digunakan sebagai indikasi untuk menilai aktivitas permukaan matahari.
Sejumlah ilmuan mengkhawatirkan ekses dari badai matahri ini. Peningkatan kuantitas angin matahari dapat menggangu komunikasi dan kerja radar. Bahkan aliran partikel-partikel bermuatan ini diduga dapat menghambat kerja satelit, meskipun satelit tersebut cukup jauh dari bumi sekalipun. Potensi bahaya yang lebih besar terletak pada satelit-satelit yang dekat dengan bumi. Badai matahari memberikan pengaruh pemanasan lapisan teratas atmosfer, sehingga lebih mengembang. Dikhawatirkan pengembangan ini akan melampaui orbit satelit-satelit rendah sehingga mereka bergesekan dengan atmosfer dan sebagai konsekuensinya, satelit-satelit ini akan melambat dan jatuh terbakar ke bumi.
Pada daerah lain, badai matahari menimbulkan distabilitas dilingkungan Ronosver, sehingga berpotensi mengganggu komunikasi radio. Badai partikel bermuatan ini dikhawatirkan juga mampu menembus selimut magnetosfer dan menghantan sistem pembangkit daya sehingga berpotensi pula menimbulkan gangguan aliran listrik di seluruh dunia.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar