Sabtu, 21 Juli 2012

Mengapa Cinta Itu Buta?


Pada masa dulu, sebelum dunia diciptakan seperti yang kita kenal sekarang, dan manusia belum lagi menginjakkan kakinya disana, semua sifat kebaikan dan kejahatan berkeliaran tak tentu arah dan merasa bosan, tak tahu apa yang hendak dilakukan. Suatu hari mereka berkumpul dan merasa lebih bosan lagi daripada sebelumnya, sampai ketika Kecerdikan mengemukakan usul : “Mari kita bermain petak umpet,” Mereka semua menyukai ide tersebut, dan secara tiba-tiba, Kegilaan berteriak : “Aku ingin menghitung, biar aku saja yang menghitung! ”.


Dan karena tidak ada yang cukup gila untuk ingin mencari Kegilaan, semua yang lain setuju saja. Kegilaan segera bersandar kepohon dan mulai menghitung, “Satu, dua, tiga…” Sementara Kegilaan menghitung, semua sifat kebaikan dan kejahatan bersembunyi. Kelembutan menggantung dirinya di ujung bulan, Pengkhianatan bersembunyi di tumpukan sampah. Kasih Sayang bergulung diantara awan, dan Nafsu Kegairahan pergi ke tengah-tengah bumi. Kebohongan berkata akan bersembunyi di bawah batu, tapi ternyata justru bersembunyi di dasar danau. Sementara itu, Ketamakan masuk kedalam kantung yang kemudian dirobeknya karena kantung itu dirasanya tidak nyaman.

Dan Kegilaan masih terus menghitung, “Tujuh puluh sembilan, delapan puluh, delapan puluh satu…” Ketika itu, semua sifat tersebut telah bersembunyi, kecuali Cinta. Seperti Keragu-raguan, demikianlah Cinta, dia tidak bisa memutuskan akan kemana harus bersembunyi. Dan ini tentu tidak mengejutkan karena kita semua tahu betapa sulitnya menyembunyikan Cinta. Pada saat Kegilaan sampai pada hitungan ke-99, Cinta segera melompat bersembunyi k kebun bunga Mawar. Dan dengan bersemangat Kegilaan berbalik dan berteriak, “Bersiaplah, ini aku datang ! Akan kutemukan kalian semua”

Kemalasan adalah yang pertama ditemukan, karena dia bahkan tidak punya energy untuk mencoba bersembunyi, disusul oleh Keragu-raguan, yang masih mondar-mandir karena tak tahu kemana harus bersembunyi. Kemudian, secara hampir beruntun Kegilaan segera menemukan Kelembutan di ujung bulan, Kebohongan didasar danau dan Kegairahan ditengah-tengah bumi. Satu persatu Kegilaan menemukan mereka semua, kecuali lagi-lagi Cinta. Kegilaan mulai menjadi semakin gila, karena putus asa untuk menemukan Cinta.

Tapi Kecemburuan yang iri pada Cinta yang belum juga ditemukan, berbisik pada Kegilaan, “Kau hanya mencari Cinta, dan dia bersembunyi di semak bunga Mawar.” Kegilaan mengambil garpu taman dan menusuk-nusukkannya serampangan kearah semak Mawar. Dia terus menusuk-nusuk sampai terdengar suara tangis memilukan yang membuatnya berhenti. Cinta keluar dari persembunyiannya sambil menutup mukanya dengan tangan. Diantara jari-jarinya mengalir darah segar yang ternyata berasal dari kedua belah matanya.

Kegilaan yang terlalu bersemangat untuk menemukan Cinta, tanpa sengaja telah melukai Cinta. “Apa yang telah kulakukan!” teriaknya menyesal. “Aku telah membuatmu buta! Bagaimana aku harus memperbaikinya?.” Cinta menjawab, “Kau tak mungkin memperbaikinya. Tapi kalau kamu bersedia melakukan sesuatu untukku, kamu bisa menjadi penuntunku. ”

Dan semenjak itulah, Cinta itu buta namun dia bisa melihat dalam kegelapan, karena selalu didampingi oleh Kegilaan.



NB : Cerita tersebut hanyalah karangan saja.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar